Jodoh memang menjadi
rahasia Ilahi yang tak pernah kita mengerti. Namun apakah seseorang yang
kita cintai adalah ‘pilihan sebenarnya’ dari
Sang Ilahi hanya kita yang bisa mencarinya. Di sini akan sedikit
dipaparkan bagaimana cowok memilih cewek sebagai pasangan hidup yang
tepat. Tentunya sesuai dengan pandangan budaya penulis.
Pemaparan mengandaikan
bahwa, cowok adalah seorang Arjuna. Tokoh pewayangan dari Pandawa atau
pihak kanan yang selalu mengutamakan kebenaran dan kejujuran. Arjuna
dikenal sebagai tokoh yang ganteng, cakap, sakti, namun lemah lembut dan sopan santun, serta banyak dipuja wanita. Sehingga mendapat sebutan ‘lelanange jagad’ atau seorang pria yang membuat para wanita terpesona, tak terkecuali yang sudah beristri tergila-gila padanya. Sehingga, Sang Arjuna tak bisa ‘menolak’ takdir ( atau memang ia tipe playboy ya…) untuk
hidup poligami. Kalau yang ini, tentu saja penulis amat sangat tak
setuju. Kalau memang menjadi pilihan hidup pembaca ya terserah. Tapi apa
kuat dan bisa adil?
Banyak wanita yang bertekuklutut di hadapan Arjuna, tapi ada tiga wanita yang patut dicermati sebagai pasangan Arjuna.
Pertama: Dewi Wara Sumbadra.
Sumbadra merupakan
gambaran seorang wanita ningrat, lemah lembut, dan halus tutur katanya.
Sebagai wanita ningrat tentu saja ia hanya hidup di dalam istana dan
patuh pada aturan atau kemapanan yang ada. Boleh dikatakan pasrah dan patuh sepenuhnya pada suami. Isatilahnya dalam bahasa Jawa ‘sendika dhawuh’ Tak peduli Arjuna
meninggalkan rumah untuk berpetualang memenuhi keinginannya sendiri
atau berperang. Sikap yang lemah lembut ini tentu saja, amat diharapkan
oleh seorang Arjuna saat ada di rumah. Arjuna bisa bermanja ria dengan
bersandar atau menggelayut di dada Sumbadra saat sedang dalam kegalauan atau kesumpekannya menghadapi perang di antara keluarga besar Barata.
Sumbadra bisa disebut
sebagai wanita yang hanya mengurusi masalah domestik rumahtangga saja.
Bukan seorang wanita karir atau profesional.
Jika karir dan
profesi pembaca ( pria muda ) cukup sukses dan menjanjikan secara
finansial, pilihan atas wanita seperti Sumbadra tidaklah salah.
Ke dua : Dewi Wara Srikandi.
Berbeda jauh dengan
Sumbadra. Srikandi merupakan gambaran wanita mandiri, bebas, profesional
yang tangguh, cakap dan trampil. Tak sepenuhnya patuh pada aturan yang
ada. Akan mendebat setiap
keputusan yang dianggapnya tak sesuai dengan pandangannya. Tak
terkecuali pada Arjuna, sang suami yang dianggapnya terlalu lunak dan
kurang tegas jika berhadapan dengan Sumbadra. Namun demikian, Srikandi
akan membela mati-matian suami dan keluarga besar Pandawa. Bukan hanya
usul dan melontarkan pendapat semata. Berlatih memanah dan naik kuda serta olah kanuragan. Bahkan ikut berperang dan ‘bersumpah’ menghabisi Bisma!
Srikandi, dalam
kehidupan wanita kontemporer adalah seorang wanita yang tidak tergantung
sepenuhnya pada suami. Bukan berarti tidak menghargai pasangan hidupnya
dan mengabaikannya tanpa pertimbangan. Ia adalah wanita yang berani dan
tegas untuk mengambil keputusan. Seorang wanita profesional yang
tangguh menghadapi tantangan. Punya jiwa petualang yang ulet.
Adalah keliru, pandangan
yang menganggap wanita seperti ini adalah wanita liar atau semau gue.
Wanita seperti ini amat cocok bagi pria yang mempunyai profesi dengan
tantangan yang berat namun kadang kurang berani untuk bertindak. Sebab
wanita seperti ini bisa menjadi pendamping yang setia dan mendukung
setiap langkah pasangannya.
Ke tiga Dewi Banowati.
Seperti halnya Sumbadra
dan Srikandi yang mencintai Arjuna sampai menjadi pasangan hidupnya.
Demikian juga Banowati. Namun, di saat yang menentukan Banowati lebih
memilih Suyuduna, Sulung Kurawa, untuk menjadi pasangan hidupnya. Di
lain cerita, ia masih mengharapkan bisa menjadi pasangan hidup Arjuna.
Pada akhirnya, setelah Suyudana mati dalam akhir peperangan Barata
Yudha, Banowati kembali dalam pelukan Arjuna. Untung tak dapat diraih,
malang tak dapat ditolak. Belum sempat menikmati indahnya hidup bersama
sang pujaan hati, malam pertama setelah kembali ke Arjuna, Banowati
tewas dibunuh oleh Aswatama putra Durna ( guru Kurawa dan Pandawa )
Banowati merupakan
gambaran wanita yang ingin bebas dan tak tunduk pada peraturan dan
tatanan sosial namun tidak cerdik membaca keadaan serta hanya terbawa
oleh keinginan yang tak terkontrol. Sikapnya yang mendua menunjukkan ia
seorang wanita yang tak bisa mengambil keputusan tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar