Lelaki tangguh

Lelaki tangguh
kuat dan tangguh

Kamis, 23 Agustus 2012

Saat Pria Muda Harus mewmilih Pasangan Hidup Srikandi atau Sumbadra

Asam di gunung dan garam di laut bersua juga di belanga. Kalau toh memang sudah jodoh, dari mana pun asalnya, entah kaya entah miskin, entah gemuk, kurus, ceking, hitam, atau kuning pasti akan bertemu di pelaminan juga.
Jodoh memang menjadi rahasia Ilahi yang tak pernah kita mengerti. Namun apakah seseorang yang kita cintai adalah ‘pilihan sebenarnya’ dari Sang Ilahi hanya kita yang bisa mencarinya. Di sini akan sedikit dipaparkan bagaimana cowok memilih cewek sebagai pasangan hidup yang tepat. Tentunya sesuai dengan pandangan budaya penulis.
Pemaparan mengandaikan bahwa, cowok adalah seorang Arjuna. Tokoh pewayangan dari Pandawa atau pihak kanan yang selalu mengutamakan kebenaran dan kejujuran. Arjuna dikenal sebagai tokoh yang ganteng, cakap, sakti, namun lemah lembut dan sopan santun, serta banyak dipuja wanita. Sehingga mendapat sebutan ‘lelanange jagad’ atau seorang pria yang membuat para wanita terpesona, tak terkecuali yang sudah beristri tergila-gila padanya. Sehingga, Sang Arjuna tak bisa ‘menolak’ takdir ( atau memang ia tipe playboy ya…) untuk hidup poligami. Kalau yang ini, tentu saja penulis amat sangat tak setuju. Kalau memang menjadi pilihan hidup pembaca ya terserah. Tapi apa kuat dan bisa adil?
Banyak wanita yang bertekuklutut di hadapan Arjuna, tapi ada tiga wanita yang patut dicermati sebagai pasangan Arjuna.
Pertama: Dewi Wara Sumbadra.
Sumbadra merupakan gambaran seorang wanita ningrat, lemah lembut, dan halus tutur katanya. Sebagai wanita ningrat tentu saja ia hanya hidup di dalam istana dan patuh pada aturan atau kemapanan yang ada. Boleh dikatakan pasrah dan patuh sepenuhnya pada suami. Isatilahnya dalam bahasa Jawa ‘sendika dhawuh’ Tak peduli Arjuna meninggalkan rumah untuk berpetualang memenuhi keinginannya sendiri atau berperang. Sikap yang lemah lembut ini tentu saja, amat diharapkan oleh seorang Arjuna saat ada di rumah. Arjuna bisa bermanja ria dengan bersandar atau menggelayut di dada Sumbadra saat sedang dalam kegalauan atau kesumpekannya menghadapi perang di antara keluarga besar Barata.
Sumbadra bisa disebut sebagai wanita yang hanya mengurusi masalah domestik rumahtangga saja. Bukan seorang wanita karir atau profesional.
Jika karir dan profesi pembaca ( pria muda ) cukup sukses dan menjanjikan secara finansial, pilihan atas wanita seperti Sumbadra tidaklah salah.
Ke dua : Dewi Wara Srikandi.
Berbeda jauh dengan Sumbadra. Srikandi merupakan gambaran wanita mandiri, bebas, profesional yang tangguh, cakap dan trampil. Tak sepenuhnya patuh pada aturan yang ada. Akan mendebat setiap keputusan yang dianggapnya tak sesuai dengan pandangannya. Tak terkecuali pada Arjuna, sang suami yang dianggapnya terlalu lunak dan kurang tegas jika berhadapan dengan Sumbadra. Namun demikian, Srikandi akan membela mati-matian suami dan keluarga besar Pandawa. Bukan hanya usul dan melontarkan pendapat semata. Berlatih memanah dan naik kuda serta olah kanuragan. Bahkan ikut berperang dan ‘bersumpah’ menghabisi Bisma!
Srikandi, dalam kehidupan wanita kontemporer adalah seorang wanita yang tidak tergantung sepenuhnya pada suami. Bukan berarti tidak menghargai pasangan hidupnya dan mengabaikannya tanpa pertimbangan. Ia adalah wanita yang berani dan tegas untuk mengambil keputusan. Seorang wanita profesional yang tangguh menghadapi tantangan. Punya jiwa petualang yang ulet.
Adalah keliru, pandangan yang menganggap wanita seperti ini adalah wanita liar atau semau gue. Wanita seperti ini amat cocok bagi pria yang mempunyai profesi dengan tantangan yang berat namun kadang kurang berani untuk bertindak. Sebab wanita seperti ini bisa menjadi pendamping yang setia dan mendukung setiap langkah pasangannya.
Ke tiga Dewi Banowati.
Seperti halnya Sumbadra dan Srikandi yang mencintai Arjuna sampai menjadi pasangan hidupnya. Demikian juga Banowati. Namun, di saat yang menentukan Banowati lebih memilih Suyuduna, Sulung Kurawa, untuk menjadi pasangan hidupnya. Di lain cerita, ia masih mengharapkan bisa menjadi pasangan hidup Arjuna. Pada akhirnya, setelah Suyudana mati dalam akhir peperangan Barata Yudha, Banowati kembali dalam pelukan Arjuna. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Belum sempat menikmati indahnya hidup bersama sang pujaan hati, malam pertama setelah kembali ke Arjuna, Banowati tewas dibunuh oleh Aswatama putra Durna ( guru Kurawa dan Pandawa )
Banowati merupakan gambaran wanita yang ingin bebas dan tak tunduk pada peraturan dan tatanan sosial namun tidak cerdik membaca keadaan serta hanya terbawa oleh keinginan yang tak terkontrol. Sikapnya yang mendua menunjukkan ia seorang wanita yang tak bisa mengambil keputusan tepat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar